Senin, 23 Mei 2011

UJIAN PRATRIKUM

1. 
a Nama : Museum Nasional Atau Museum Gajah

     Alamat  : Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat
b. sejarah museum gajah...
c.  Koleksi Museum Nasional




gambar prasasti dari singosari Malang bertarikh tahun 1351 Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi Museum yang juga dikenal sebagai Museum Gajah ini, terkenal karena menyebut nama Mada yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah Mada.


Museum Gajah banyak mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuna, prasasti, benda-benda kuna lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga.

Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah termasuk naskah-naskah manuskrip kuna. Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah kini disimpan di Perpustakaan Nasional.

Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini terbanyak dan terlengkap di dunia. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Koleksi yang menarik adalah Patung Bhairawa patung yang tertinggi di Museum Nasional dengan tinggi 414 cm ini merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri diatas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab ditangan kanannya, ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat. Diperkirakan patung ini berasal dari abad ke 13 - 14. Koleksi arca Buddha tertua di Museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari perunggu, disimpan dalam ruang perunggu dalam kotak kaca tersendiri, berbeda nasibnya dengan arca Buddha, arca Hindu tertua di Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar 4M) terletak di ruang arca batu tanpa teks label dan terhalang oleh arca Ganesha dari candi Banon.


[sunting] Pemeliharaan Koleksi

Pada 1960an, pernah terjadi pencurian koleksi emas yang dilakukan oleh kelompok pimpinan Kusni Kasdut. Pada 1979 terjadi pula pencurian koleksi uang logam. Pada 1987 beberapa koleksi keramik senilai Rp. 1,5 milyar. Dan pada 1996 pencurian lukisan yang bisa ditemukan kembali di Singapura.

Hal ini menyadarkan pengelola bahwa keamanan adalah faktor penting untuk menjaga koleksi. Karena itu museum dilengkapi dengan alarm, kamera pengaman, dan 17 petugas keamanan.

Kondisi koleksi dijaga dengan ketat dengan usaha konservasi. Terutama adalah koleksi dari kertas yang butuh penanganan hati-hati. Seringkali bagian koleksi yag rusak diganti dengan bahan tiruan. Meskipun hal ini mengurangi otentisitas, tetapi tetap mempertimbangkan sisi estetika dan bentuk asli karya yang dikonservasi. Sering pula ditemui usaha rekonstruksi untuk mengganti koleksi yang rusak parah.

d. harga tiket masuk Karcis Masuk
     dewasa Rp 5000 / orang
                     Rp 3000/ rombongan
     Anak-anak Rp 2000 /orang
                           Rp 1000 / rombongan 
     Turis             Rp.10000






e.Manfaat museum.:
 Beberapa program yang bisa dilakukan diantaranya publikasi yang masif dengan membagi-bagikan brosur atau buklet mengenai isi dan manfaat museum kepada
sekolah-sekolah atau kelompok-kelompok masyarakat.
-Menambah wawasan kita pasti nya....

2.
      Alamat : Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat, Telp. (021) 6929101, Fax. (021) 6902387
b.Museum Sejarah Jakarta
c.Koleksi
Koleksi Museum Sejarah Jakarta (Jakarta History Museum) mencapai 23.500 barang koleksi yang berasal dari warisan Oud Batavia Museum atau Museum Jakarta Lama, pemerintah daerah DKI Jakarta, sumbangan baik perorangan maupun institusi. Bahan material koleksi beragam, baik sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselin, kain, kulit, kertas dan tulang. Koleksi Museum Sejarah Jakarta (Jakarta History Museum) diantaranya, Sketsel, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan, peralatan masyarakat pra-sejarah, prasasti, dan senjata. Umur koleksi ada yang mencapai lebih dari 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Dibagian taman dalam museum dapat dilihat bekas penjara bawah tanah, patung Dewa Hermes, dan meriam Si Jagur.
Penjara Bawah Tanah
Penjara ini terletak dibawah gedung pada taman bagian dalam museum. Ruangannya berbentuk setengah lingkaran dan terkesan pengap dan gelap. Dinding penjara terbuat dari tembok beton dengan jendela jeruji besi dibagian depan. Masih terlihat kumpulan bola-bola besi seukuran bola Voli yang diikatkan pada kaki para tahanan.
Patung Dewa Hermes
Patung Dewa Hermes dalam mitologi Yunani merupakan Dewa keberuntungan, pelindung kaum pedagang, dan Dewa pengirim berita. Keberadaan patung Hermes dibagian taman dalam museum sejarah Jakarta(Jakarta History Museumberasal dari pemberian keluarga Ernst Stolz sebagai tanda terimakasih kepada pemerintah Batavia atas kesempatan yang diperolehnya untuk berdagang di Hindia Belanda
Meriam Si Jagur
Meriam Si Jagur dibuat di Macao. Meriam dibawa ke Malaka oleh armada Portugis yang saat itu menguasai Malaka. Tahun 1641 armada Belanda membawa meriam ke Batavia. Meriam Si Jagur memiliki berat 3,5 ton dan panjang badan 3,84 meter dengan diameter laras 25 sentimeter. Pada badan meriam terdapat tulisan“Ex me ipsa renata sum” yang berarti “dari diriku sendiri, aku dilahirkan lagi”. Ada yang berkeyakinan meriam Si Jagur sebagai lambang kesuburan dan hal ini kemungkinan disebabkan karena tulisan dan bentuk jari tangan yang ada pada badan meriam.

d.Harga tiket : Rp 10000/ orang 
e.manfaat :  Beberapa program yang bisa dilakukan diantaranya publikasi yang masif dengan membagi-bagikan brosur atau buklet mengenai isi dan manfaat museum kepada
sekolah-sekolah atau kelompok-kelompok masyarakat.

3.
a.Nama museum :museum taman prasasti 
                    alamat :Jl. Tanah Abang I Jakarta Pusat.
b. profil : museum taman prasasti 

c. Sebelum masuk areal museum, kita akan disambut oleh sebuah bangunan bergaya Doria yang dibangun pada tahun 1844 sebagai gerbang masuk. Di dalam bangunan ini terdapat ruangan di sayap kanan-kiri yang berfungsi untuk menyemayamkan jenazah.
Gerbang Museum Taman Prasasti
Gerbang Museum Taman Prasasti
Di salah satu ruang bekas ruang penyemayaman jenazah inilah kita bisa membeli tiket untuk masuk ke museum ini. Dengan tiket seharga 2 ribu rupiah, kita bisa menjelajah setiap sudut area museum.
Seperti pada museum-museum lainnya di Jakarta, museum yang pengelolaannya berada dalam satu manajemen dengan pengelola Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) ini beroperasi setiap Selasa hingga Minggu, mulai pukul 9 pagi hingga 3 sore. Museum ini juga tutup pada hari Senin dan hari libur nasional.
Makam kuno (Kerkhof Laan) ini awalnya bernama Kebon Jahe Kober, yang didirikan pada tanggal 28 September 1795. Saat itu kondisi Batavia sangat padat dan tidak sehat sehingga banyak warga yang terkena penyakit dan meninggal. Pemakaman di depan gereja pun tidak sanggup menampung sehingga pemkot Batavia kemudian mencari lahan di luar kota Batavia yang berada di sebelah selatan.
Areal makam ini dulunya sangat luas, mencapai sekitar 5,9 hektar. Posisinya yang dekat dengan Kali Krukut membuat posisi makam ini sangat strategis. Kali Krukut pada masa itu bahkan digunakan sebagai moda transportasi untuk mengangkut jenazah dan rombongan pengantar dengan menggunakan perahu.
Museum Taman Prasasti diresmikan pada tanggal 9 Juli 1977 oleh gubernur saat itu, Ali Sadikin, setelah selama 2 tahun jenazah-jenazah yang ada di makam ini direlokasi pada tahun 1975-1977. Sejak Agustus 2003, pengelolaan museum yang terletak persis di sebelah kantor Walikota Jakarta Pusat ini, bergabung dengan manajemen Museum Sejarah Jakarta.
Begitu masuk, kita akan mendapati beberapa pilar-pilar yang di tiap sisinya terdapat prasasti nisan. Gubernur Ali Sadikin yang saat itu mempunyai ide untuk menata prasasti-prasasti tersebut ke dalam pilar-pilar sehingga lebih rapi dan tertata, namun rupanya pemerintah Belanda tidak menyetujui ide ini, sehingga terkesan pembangunan pilar-pilar ini belum rampung.
Pilar-pilar prasasti
Pilar-pilar prasasti
Meskipun di sini saya menyebutnya makam, namun semua jenazah yang ada di sini sudah dipindahkan. Ada yang dikembalikan ke keluarganya di negeri Belanda, sebagian dipindahkan ke pemakaman Menteng Pulo, dan beberapa dimakamkan di pemakaman umum lain semacam Tanah Kusir.
Kompleks makam ini terbagi atas 10 blok yang mengikuti kontur parit dan menyimpan hampir 1.500 koleksi. Bila bingung hendak ke mana, ikuti saja jalur semen yang mengelilingi kompleks ini. Sesekali keluar jalur untuk mengeksplorasi dan melihat-lihat nisan juga tak mengapa.
Nisan-nisan yang terdapat di sini beraneka rupa bentuk dan bahannya. Dari angka tahun yang tertulis di nisan, rata-rata berangka tahun wafat 1800-1900-an. Yang dimakamkan di sini pun beragam, awalnya hanya diperuntukkan oleh kaum bangsawan dan pejabat VOC/Batavia, namun seiring waktu masyarakat umum pun diterima, tentunya dengan membayar sejumlah tertentu.
Contoh Heraldik
Contoh Heraldik
Informasi dari batu nisan dan prasasti yang ada inilah kita bisa mengetahui komposisi penduduk Batavia pada saat itu. Dari bahasa yang tertulis di nisan, kita juga akan mendapati bangsa-bangsa yang ada. Bentuk-bentuk hiasan menunjukkan pola arsitektur yang berkembang saat itu, mulai dari arsitektur klasik, neo-gothic, dan Hindu-Jawa.
Logo Heraldik yang terpampang di nisan menunjukkan garis keturunan keluarga. Ada keturunan keluarga Cornelis Breekpot(militer), Jonatan Michielsz (saudagar Portugis, mardjiker),Cornelis Lindius (agamawan gereja), Juffrow Sara Pedel(saudagar), Catharina van Doorn (anggota dewan Hindia-Belanda), dan Jacques de Bollan (anggota dewan kota Batavia).
Logo Heraldik adalah semacam lambang status sosial, yang diberikan kepada suatu keluarga karena memiliki jasa-jasa tertentu. Logo ini biasanya dipasang di foto seseorang yang menunjukkan identitas keluarganya.
Tiap-tiap logo memiliki berbagai macam informasi yang disimbolkan dalam gambat-gambar penyusunnya. Biasanya simbol-simbol ini berisi falsafah hidup, semboyan, dan ajaran kebaikan.
Saya berniat untuk berjalan dengan mengikuti jalur ke arah kiri. Belum saya melangkah, pandangan mata saya tertahan pada sebuah dinding dengan prasasti di tengah dan ada hiasan tengkorak yang tertancap pedang. Inilah prasasti Pieter Erbelrveld, seorang campuran Jerman dan Thailand yang membenci orang-orang Belanda.
Monumen Pieter Erberveld
Monumen Pieter Erberveld
Pieter Erberveld begitu membenci pemerintah Batavia yang sewenang-wenang. Beberapa kali Pieter Erbelverd melakukan perlawanan terhadap pemerintah dengan dibantu oleh Raden Kartadriya. Belanda menuduh Erbelverd hendak melakukan pemberontakan dan melakukan pembantaian terhadap etnis Belanda.
Ketika tertangkap, Erberveld diganjar hukuman yang sangat kejam. Tangan dan kakinya diikatkan ke 4 ekor kuda kemudian ditarik ke 4 arah yang berbeda. Tentu saja badannya robek dan berhamburan di jalan. Lokasi tempat eksekusi Erberveld yang terletak di tepi Jacatra-weg ini kini dikenal dengan Jalan (Kampung) Pecah Kulit, yang sekarang menjadi Jalan Pangeran Jayakarta.
d.Harga tiket : Rp 10000/ orang 
e.manfaat :  Beberapa program yang bisa dilakukan diantaranya publikasi yang masif dengan membagi-bagikan brosur atau buklet mengenai isi dan manfaat museum kepada
sekolah-sekolah atau kelompok-kelompok masyarakat.

4. 
a. Nama museum : Museum Wayang
                           Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Kota.
b.profil : Museum Wayang /Jalan Jajan Hemat
c. koleksi : 
Wayang Dikenal dengan sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun, Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain.
Wayang-wayang dari luar negri ada juga disini, misalnya dari Republik Rakyat Cina dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.
Umumnya boneka yang di koleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.
Selain itu secara periodik diselenggarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke-3 setiap bulannya.
Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.

e.harga tiket masuk
Tiket Masuk
Dewasa : Rp 2.000
Mahasiswa : Rp 1.000
Anak-anak : Rp 600
5.
a. nama museum : Museum TNI AU "Dirgantara Mandala",
alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto No. 27, Jakarta Selatan 
 profil :Museum TNI AU "Dirgantara Mandala",
c koleksi  : Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memamerkan benda-benda koleksi sejarah, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara.


d. tiket masuk 
.  dewasa 2000
    anak 1000
e.menambah wawasan tentang pahlawan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar